Di kedai milik Joko Trio Suroso ini kamu hanya bayar Rp 20 ribu. Tetapi kamu bakal dapat 7 jenis isian bakso yang komplet. Rasanya mantul dan mengenyangkan.
Salah satunya 'Bakso Jibeuh' alias Hiji Mangkok Bikin Seubeuh yang artinya 'semangkok sudah bikin perut kenyang'. Menu ini boleh dibilang komplet banget. Selain mie ada enam isian lainnya, yakni bakso halus, bakso urat, risol goreng, siomay dan tahu kukus, serta mawar goreng. Harganya cuma Rp 20 ribu.
"Untuk
menu selengkap itu, dengan bahan berkualitas dan rasa yang dijamin maknyus,
harganya cukup moderatlah," kata Joko saat ditemui detikfood di kedainya,
Jalan Asem Baris No 1, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (26/2/2021).
Joko sudah membuka 13 kedai sejak Juni 2020. Lokasinya
tersebar di Dago, Punclut, Baleendah, Soreang, Majalaya, dan Sumedang. April
mendatang dia akan membuka gerai ke-14 di Mall Kelapa Gading.
Bakso Malang H Darmo menawarkan konsep prasmanan. Jadi
pengunjung bisa memilih sendiri bakso sesuai selera
dan budget. Ada bakso urat, sumsum, ceker, jamur, mozarella, rusuk, hingga
lobster. Untuk bakso lobster, harganya tergolong tinggi: Rp 120 - 160 ribu per
porsi.
"Ada
harga, ada rasa sih. Lobsternya gak cuma gede tapi memang terasa fresh, daging
baksonya juga lembut," komentar Sutji Decilia.
Sementara
kedua putranya yang menyantap Bakso Jibeuh terlihat puas
dengan porsi yang dihidangkan. "Nampol di perut. Aku suka risol (ikan)
tenggirinya," ujar Ken, putra keduanya.
Sebelum menekuni usaha kuliner bakso dan sate domba muda,
Joko Suroso adalah pengacara yang berkantor di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan.
Dia banting setir setelah gagal menjadi anggota parlemen untuk Jawa Barat.
Kondisi itu diperburuk dengan pandemi Covid-19.
Selain ingin lebih serius menekuni usaha kuliner, peraih gelar
MBA dari ITB pada 2008 itu juga mengisi hari-harinya dengan mengajar di
Fakultas Hukum Universitas Langlangbuana, Bandung. Dia pemegang ijazah master
dan doktor ilmu hukum dari Universitas Padjadjaran Bandung.
"Saya
sudah mantap meninggalkan dunia gemerlap kepengacaraan. Asal kita ikhlas
menjalani, menguntungkan dan halal, serta memberi kenyamanan jadi ahli hukum
bakso dan sate oke juga kok," ujarnya berseloroh.
Selain
tak lagi silau oleh gemerlap dunia pengacara, lelaki kelahiran Bandung, 25
April 1968 itu juga tak ngoyo menumpuk materi. Setiap Jumat, dia malah biasa
berbagi menu bakso dan sate untuk mereka yang kurang beruntung. Setiap bulan
juga memberikan santunan ke fakir miskin, anak yatim, anak difabel, dan para
janda tua.
"Sengaja gak ke para janda muda biar tidak jadi
fitnah," seloroh Joko Suroso.
Tapi
dia punya sedikit uneg-uneg kepada pemerintah daerah. Ketika ekonomi dan dunia
usaha sedang sulit di tengah pandemi, mestinya Pemda tak terlalu kaku dalam
mengejar pajak reklame.
"Sebagai
pengacara saya cuma punya enam staf. Sekarang dengan 13 kedai, lebih dari 100
pegawai yang terlibat. Harusnya pengusaha seperti saya diberi keringanan karena
berani ambil risiko mengembangkan bisnis di situasi seperti sekarang,"
tuturnya sewot.
SUMBER https://food.detik.com/berita-boga/d-5475806/mantul-bakso-jibeuh-bakso-7-in-1-racikan-kedai-h-darmo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar