Joko menyebut, sebelum membuka kedai bakso ini, terlebih dahulu melakukan riset apa saja yang sering ada dalam bakso malang.
Kemudian, dia mencoba untuk membuat sesuatu yang berbeda, terutama
dalam racikan baksonya. Ada bakso urat, bakso jamur, bakso isi pedas, bakso
cincang, bakso mozarela, bakso beranak, bakso rusuk, bakso telur, dan bakso
lobster.
"Sebenarnya kami membuat banyak macam bakso isi. Tapi,
hanya beberapa yang kemudian cocok, termasuk bakso lobster dan banyak yang
menyukainya. Percobaan berbagai macam isian ini sampai berhasil perlu waktu dua
tahunan. Sedangkan bakso jamur ini kami gunakan jamur khusus (rahasia),"
katanya di kedai baksonya, Jumat (19/11/2021).
Joko mengaku respons pelanggan positif terkait bakso yang
dia jual. Apalagi, pelanggan bisa secara langsung memilih bakso apa yang hendak
mereka santap. Katanya, banyak pelanggan yang menyukai kuah dari bakso
malangnya.
"Kami gunakan daging bakso 100 persen daging sapi,
enggak ada campuran daging apa pun. Bakso ini buatan sendiri dan secara
langsung kami awasi produksinya agar sesuai harapan," kata Joko yang juga
seorang dosen hukum di Universitas Langlangbuana, Kota Bandung.
Menu bakso di kedai Bakso Malang Haji Darmo ini antara lain
bakso kecil polos (Rp 3.000/butir), bakso besar polos (Rp 5.500/butir), bakso
urat (Rp 5.500/butir), bakso jamur (Rp 14 ribu/butir), bakso pedas (Rp 14 ribu/
butir), bakso cincang (Rp 14 ribu/butir), bakso mozarella (Rp 14 ribu/butir),
bakso beranak (Rp 20 ribu/butir), bakso rusuk (Rp 35 ribu & Rp 45 ribu/butir),
bakso telur (Rp 14 ribu), dan bakso lobster (Rp 100 ribu & Rp 150 ribu).
Kini, bakso Malang Haji Darmo sudah memiliki cabang. Joko
menyebut sudah ada 14 cabang yang ada, seperti di Kota Bandung (Paskal Hyper
Square tepatnya di Sambel Hejo), Kabupaten Bandung (Pangalengan dan Ciparay),
Kabupaten Sumedang (Tanjungsari), Yogyakarta, Karawang (Cikampek), dan Jakarta.
"Konsep yang kami ambil itu makanan enak dan tempat
nyaman. Jika tempatnya luas, kami buka tiga macam, yakni bakso, sate, dan makanan
khas Sunda. Tapi, kalau sempit, ya, bakso saja," katanya.
Ketika disinggung terkait alasan dia membuka kedai sampai
tiga macam makanan ini, Joko mengatakan karena pengalaman pribadi yang senang
ngopi.
Namun, biasanya dia mendapatkan tempat ngopi dengan cita
rasa makanan yang kurang enak atau ada tempat makan yang makanannya enak tetapi
kopinya enggak enak.
"Dulu saya membuat kafe kopi gitu. Lalu, meluas menjadi
membuat makanan yang enak dan akhirnya jadilah konsep kopi enak di tempat yang
enak," ujarnya
Joko merintis usaha ini sudah delapan tahun. Awal mula dia
merintis usaha di Jalan Flores, Kota Bandung, kemudian pindah ke Jalan Citarum.
Namun, ketika awal pandemi terjadi membuat usahanya terpuruk hingga menyebabkan
tutup.
"Saya enggak patah semangat. Akhirnya, selama pandemi justru saya nekat dan memulai membuka cabang di luar Kota Bandung, seperti di Kabupaten Bandung. Alhamdulillah selama pandemi sudah ada 19 cabang yang saya buka," ucapnya.
Dia menerangkan situasi penjualan selama pandemi terkadang
naik dan turun. Namun, saat ini kondisi sudah mulai stabil karena adanya
relaksasi pemerintan untuk bisa makan di tempat.
"Ada kemungkinan saya akan buka lagi cabang di Jakarta,
Tangerang, dan Kota Bandung tapi di tengah kota dengan konsep yang
lengkap," katanya. ***
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Perjuangan Owner Bakso Malang Haji Darmo Bangun Bisnis, Selama Pandemi Nekat Buka 19 Cabang, https://jabar.tribunnews.com/2021/11/19/jatuh-bangun-owner-bakso-malang-haji-darmo-bangun-bisnis-selama-pandemi-nekat-buka-19-cabang?page=all.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar